Kamis, 28 April 2011

Dipastikan Dana Pramuka Bocor Rp 3 M

Kamis, 28 /04/ 2011 09:27

Hasil Audit Dana Pramuka

Erwan Malik

Erwan Malik

JAMBI – Kepala Inspektorat Jambi, Erwan Malik, memastikan telah terjadi kebocoran dana Kwarda Pramuka Provinsi Jambi. Kepastian ini diperoleh setelah tim yang dibentuk menyelesaikan audit keuangan Kwarda pada pos pemasukan dari hasil pengelolaan kebun sawit seluas 400 hektare di Tanjung Jabung Barat (Tanjabar). “Jumlahnya hanya Rp 3 miliar, itu hasil audit kita selama tahun 2009 dan 2010,” kata Erwan di DPRD Provinsi Jambi kemarin.


Menurut dia, hasil ini juga sudah direkomendasikan pada gubernur Jambi. Untuk tindak lanjut, ia menegaskan, diserahkan ke gubernur. Tugas inspektorat hanyalah sebatas menyampaikan rekomendasi saja. “Tugas kita hanya menyampaikan rekomendasi dan minta dana dikembalikan, untuk tindak lanjut lainnya itu wewenang gubernur,” katanya. Lantas kenapa hanya 2009 dan 2010 saja yang diaudit, menurutnya permintaan audit yang pertama dilakukan adalah dua tahun terakhir saja. Karena itulah pihaknya hanya melakukan pada dua tahun ini. Namun, jika nantinya ada permintaan audit di tahun-tahun sebelumnya, dirinya siap untuk melaksanakan. “Kita siap saja kalau diminta untuk mengaudit lagi. Tidak ada masalah, kita akan beberkan kalaupun ada temuan,” katanya.

Apakah akan dilaporkan ke Kejati, mengenai hal ini dirinya tidak berani untuk berkomentar. Lagi-lagi ditegaskannya pihaknya hanya bertugas sampai meminta pengembalian dan merekomendasikan kepada gubernur. “Kalau itu silakan tanya Pak Gubernur,” tegasnya. Untuk menuntaskan masalah ini, dirinya menyarankan agar segera diadakan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) untuk kepengurusan yang baru. Namun, jika sudah ada pengurus yang baru bukan berarti masalah ini selesai. “Masalah ini harus terus dilanjutkan, kalau tidak dikembalikan pengurus yang baru harus laporkan masalah ini ke Kejati,” tegasnya.

Disinggung soal adanya laporan yang kosong atau tidak ada pemasukan pada bulan-bulan tertentu, Erwan berkilah tidak mendalami sampai di sana. Menurutnya, pihaknya hanya menelusuri kemana aliran dana tersebut. “Kita hanya bekerja sesuai laporan saja. Kalau soal adanya kekosongan itu beda bab nya. Kita tidak telusuri itu, tapi kalau ada yang melapor kita akan turun lagi, untuk mendalami,” tegasnya
Sebelumnya, sumber Posmetro Jambi mengatakan kebocoran dana tersebut karena adanya mark up SPPD dan pengeluaran tanpa pertanggung jawaban. Selain itu ditemukan juga penggandaan surat bukti, seperti pengadaan ganda.

“Juga transaksi keuangan yang tidak rasional, contoh honor pengurus Pramuka mencapai 100 orang. Dan juga transaksi keuangan tanpa bukti,” bebernya. Sementara soal laporan kosong pada bulan-bulan tertentu sumber Posmetro Jambi mencatat terjadi pada tahun 2010, pada bulan Januari pemasukan hanya sebesar Rp 320 juta kemudian Februari turun menjadi Rp 242 juta kemudian turun lagi menjadi Rp 231 juta. pada bulan April naik menjadi Rp 302 juta, namun jatuh lagi dibulan Mei menjadi Rp 273 juta. Ironisnya, pada bulan Juni tidak ada pemasukan sama sekali. Dan di bulan berikutnya naik signifikan menjadi Rp 556 juta, selanjutnya Rp 312 juta, Rp 360 juta, Rp 393 juta, Rp 452 juta dan terakhir di Desember naik menjadi Rp 661 juta. “Memang pada tahun ini tidak begitu banyak kosong, tapi tahun-tahun sebelumnya banyak sekali yang kosong,” sebut sumber. Pada tahun 2003 misalnya, dalam tiga bulan berturut-turut terjadi kekosongan pemasukan, yakni terjadi di April, Mei, dan Juni. Sementara di tahun 2004 di Oktober juga tidak ada pemasukan. Di tahun 2005, kekosongan terjadi pada Februari dan Desember. Sedangkan di tahun 2006, sebutnya, kekosongan terjadi pada April dan September. Sementara di tahun 2007 kekosongan juga cukup banyak, yakni pada Februari, Juni, September, dan Desember. Sedangkan di tahun 2008 kekosongan terjadi pada bulan Februari, Juni, Agustus dan Desember. (apj)





sumber: http://metrojambi.com/

Dana Pramuka, HBA Siap Lapor ke Kejati

Selasa, 26 /04/ 2011 09:00

Hasan Basri Agus

Hasan Basri Agus

JAMBI – Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA) akan mengkaji untuk melaporkan ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) jika laporan dugaan kebocoran dana pramuka jumlahnya terlalu besar. Namun, hingga saat ini dirinya mengaku belum membaca laporan rekomendasi dari Inspektorat Provinsi Jambi. “Saya belum membaca Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari Inspektorat, tapi kalau jumlahnya terlalu besar kita akan kaji. Kita lihat nantilah,” katanya kepada wartawan kemarin.

Menurut dia, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan interent soal kebocoran dana ini. Pihaknya masih akan memita keterangan kepada berbagai pihak pengurus Kwarda Pramuka terkait aliran dana tersebut. “Sesuai prosedur internal, kita akan kaji dulu kemana dana itu. Karena itu saya minta Inspektorat untuk mengkaji berapa besar kebocoran. Jika memang ada kebocoran, harus ditanyakan apa alasan dari Pengurus Kwarda Pramuka,” katanya. Untuk sementara ini, pihaknya masih menelusuri masalah ini. Namun jika ada kebocoran, gubernur meminta agar dana tersebut dikembalikan. “Kalau memang ada kebocoran kita minta dananya dikembalikan,” tegasnya.

Sementara soal penyelidikan yang sudah dilakukan Kejati dimintanya untuk tetap berkoordinasi dengan Pemprov Jambi. “Itu masih interent kita, tapi saya minta koordinasilah untuk masalah ini,” katanya. Seperti diketahui, meskipun gubernur mengaku belum membaca namun Inspektorat Provinsi Jambi sudah menyerahkan rekomendasi LHP pada gubernur Jambi beberapa hari lalu. Dugaan penggelapan dana tersebut bersumber dari pengelolaan kebun sawit yang dimiliki oleh Kwarda Jambi. Kebun tersebut terletak di Dusun Mudo, Tungkal Ulu, Tanjungjabung Barat (Tanjabbar), dengan luas mencapai 400 hektar. Pimpinan LSM Sembilan, Damhuri mengatakan penggelapan dana tersebut mencapai angka Rp 167,2 miliar. Dana sebesar tersebut dihitungnya sejak panen perdana pada tahun 1996 lalu hingga September 2010.

Sementara Kwarda Pramuka dinilainya tidak pernah melakukan kegiatan apapun selama keberadaannya. “Adapun kegiatan semuanya dibiayai APBD termasuk infrastruktur dan operasionalnya,” kata dia. Sementara sumber Posmetro Jambi lain menyebutkan, dari audit yang mereka lakukan terhadap aliran dana pengelolaan kebun sawit seluas 400 hektare oleh Kwarda Pramuka pada dua tahun terakhir saja mencapai angka Rp 8 miliar hingga Rp 10 miliar. Sedangkan, sumber lain mengatakan angka kebocorannya hanya mencapai Rp 3 miliar. Sedangkan pihaknya Kepala Kejati, BD Nainggolan mengakui jika pihaknya tengah menyelidiki kasus ini. Saat ini pihaknya sedang pengumpulan data (puldata). Informasinya, Kepala Biro Ekonomi Pembangunan dan SDA yang juga sebagai bendaraha Kwarda Pramuka sudah kejati untuk dimintai keterangan. Begitu juga dengan salah satu pimpinan PT IIS yang dimintai data oleh pihak Kejati.

Uang Tidak Disetor Tiap Bulan
Sementara itu, dari sumber ini juga dilaporkan dalam rekomendasi yang disampaikan Inspektorat Provinsi Jambi menyatakan kebocoran yang terjadi pada kas kwarda pramuka hanyalah mencapai Rp 3 miliar saja. Namun, itu hanya audit dua tahun terakhir yakni 2009 dan 2010.
Dari rekomendasi tersebut, pada setiap tahunnya dilaporkan hasil pengelolaan kebun mencapai Rp 4 miliar pertahunnya. Pada tahun 2009 tercatat pengelolaan menghasilkan Rp 4,106 sedangkan di tahun 2010 pemasukan menurun menjari Rp 4,056. Namun terdapat kejanggalan karena dalam laporan itu ada bulan pada setoran dari PT Inti Indosawit Subur (IIS) tidak ada setoran,. “ Kan aneh tidak mungkin, tidak ada setoran dalam tiap bulannya. Walapun hanya seribu rupiah. Ini kosong saja,” katanya.

Benar saja, dalam bukti yang didapatkan Posmetro Jambi, ternyata pada laporan tahun 2009 memang setoran penuh setiap bulannya, namun penghasilan relative menurun pada setiap bulannya. Pada bulan Janurari tercatat sebear Rp 404 juta, selanjutnya menurun menjadi Rp 261 juta, berikutnya turun lagi menjadi Rp 224. Berikutnya pada tahun 2009 itu berturut turut hingga bulan Desember sebesar Rp 289,
Rp 337, Rp 427, Rp 331 Rp 367, Rp 388 Rp 346 Rp 367 dan Rp 337.

Sementara di tahun 2010, pada bulan Januari pemasukan hanya sebesar Rp 320 kemudian Februari turun menjadi Rp 242 kemudian turun lagi menjadi Rp 231. pada bulan April naik menjadi Rp 302, namun jatuh lagi dibulan Mei menjadi Rp 273. Ironisnya, pada bulan Juni tidak ada pemasukan sama sekali. Dan dibulan berikutnya naik signifikan menjadi Rp 556, selanjutnya Rp 312, Rp 360, Rp 393, Rp 452 dan terakhir di bulan desember naik menjadi Rp 661. “Memang pada tahun ini tidak begitu banyak kosong, tapi tahun-tahun sebelumnya banyak sekali yang kosong,” sebut sumber. Pada tahun 2003 misalnya, dalam tiga bulan berturut-turut terjadi kekosongan pemasukan.yani terjadi di bulan April, Mei dan Juni. Sementara di tahun 2004 dibulan oktober juga tidak ada pemasukan. Ditahun 2005, kekosongan terjadi pada bulan Februari dan Desember. Sedangkan di tahun 2006, sebutnya, kekosongan terjadi pada bulan April dan September. Sementara di tahun 2007 kekosongan juga cukup banyak, yakni pada bulan Februari, Juni, September dan Desember. Sedangkan di tahun 2008 kekosongan terjadi pada bulan Februari, Juni Agustus dan Desember. (apj)

sumber: http://metrojambi.com/

Selasa, 12 April 2011

PELAJARAN SEKS UNTUK PRAMUKA


Jumat, 08/04/2011 13:45 WIB
Irna Gustia - detikHealth



London, Pramuka di Inggris tidak hanya belajar tentang berkemah, tali temali, kano atau hewan lebah. Kini Pramuka di Inggris juga dibekali pendidikan seks sehat untuk membantu mencegah tingginya penularan penyakit seksual di negeri tersebut.

Asosiasi Pramuka Inggris resmi meluncurkan pejaran seks untuk Pramuka pada 5 April 2011. Program pendidikan seks ini untuk Pramuka usia 14-18 tahun.

Program pendidikan seks untuk pramuka ini seperti dilansir SMH, Jumat (8/4/2011) dirancang untuk memberikan pengetahuan pada anak-anak muda tentang bagaimana hubungan seks yang sehat saat dewasa.

Program pendidikan seks bertajuk 'My Body, My Choice' ini meliputi berbagai aktivitas seperti pelajaran tentang kondom yang dikemas dalam bentuk kuis atau pelajaran penyakit seksual menular melalui kartu permainan (game).

Ada juga permainan pertukaran cairan dengan menggunakan cangkir plastik dan pewarna makanan, untuk menunjukkan seberapa cepat cairan dan infeksi menyebar.

"Kami ingin membantu orang muda untuk sadar, peduli dan percaya diri sehingga terhindar dari penyakit menular seksual," kata Ketua Pramuka Bear Grylls seperti dilansir dari SkyNews.

"Kita hanya punya satu tubuh, jadi hormatilah sehingga orang juga akan menghormatimu," lanjutnya.

Asosiasi Pramuka Inggris akan memberikan materi kursus untuk tiap kelompok pramuka yang disesuikan dengan usia. Dengan pendidikan seks ini diharapkan orang muda bisa lebih cerdas dalam menyikapi masalah seks dan penyakitnya.

Inggris merupakan negara tertinggi di Eropa yang memiliki kasus infeksi menular seksual dan kehamilan remaja.

Namun para kritikus mengingatkan bahwa pemberian pendidikan seks ini bisa membuat pemuka agama marah.

(ir/ver)

sumber: health.detik.com

Sabtu, 02 April 2011

Dana Pramuka Diindikasikan Bobol

Jumat, 01 /04/ 2011 08:49
Ilustrasi

Ilustrasi

JAMBI
- Inspektorat Provinsi Jambi kini tengah mengkroscek keuangan Pramuka Provinsi Jambi. Krosecek dilakukan terkait kecurigaan sejumlah pihak adanya penggelapan keuangan Pramuka tersebut.

Untuk diketahui, pendanaan Pramuka Jambi sudah mandiri. Ini karena organisasi kepanduan tersebut memiliki areal kebun sawit yang menghasilkan dana yang tidak sedikit.Kebun tersebut terletak di Dusun Mudo, Tungkal Ulu, Tanjungjabung Barat (Tanjabbar). Kebun ini memiliki luas sekitar 400 hektar. Dari kebun sawit ini, rata-rata Pramuka Jambi mendapat pemasukan sedikitnya Rp 300 juta setiap bulan. Kabarnya, kas Pramuka Jambi saat ini bukannya mengalami penambahan, tapi justru berkurang. Pada saat serah terima Ketua Pramuka dari Chalik Saleh kepada AM Firdaus, anggaran Pramuka Jambi memiliki saldo Rp 7,4 miliar.

Jumlah ini belum termasuk pemasukan yang diperoleh dari kebun sawit tersebut setiap bulannya saat AM Firdaus menjabat sebagai Ketua Pramuka Jambi. Namun ternyata saat ini kasnya bukan bertambah, tapi justru berkurang. Pengurangan ini informasinya diakibatkan oleh pengeluaran Pramuka yang tidak ada standarisasinya. Kepala Inspektorat Provinsi Jambi, Erwan Malik sendiri membenarkan bila saat ini pihaknya tengah mengecek dana Pramuka tersebut. Menurutnya, pemeriksaan tersebut masih terus berjalan. “Sekarang masih melihat berapa uang masuk dan berapa uang keluar. Kami sekarang lagi meneliti pengeluarannya,” ujarnya.

Erwan Malik mengakui bila pemasukan yang diperoleh pramuka dari kebun sawit ini rata-rata tiap bulannya adalah Rp 300 juta. “Untuk diketahui lahan sawit ini bentuknya hibah ke Pramuka. Kami sudah minta laporan PT IIS, rata-rata hasilnya ke kas Pramuka 300 juta per bulan. Untuk diketahui, itu yang paling rendah,” ujarnya. Dalam kasus berbeda, Erwan Malik menyatakan hari kemarin merupakan batas waktu bagi kontraktor yang menjadi rekanan Pemerintah Provinsi Jambi untuk menyelesaikan tunggakan berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).(rin)

sumber: http://www.metrojambi.com/