
Ilustrasi
Untuk diketahui, pendanaan Pramuka Jambi sudah mandiri. Ini karena organisasi kepanduan tersebut memiliki areal kebun sawit yang menghasilkan dana yang tidak sedikit.Kebun tersebut terletak di Dusun Mudo, Tungkal Ulu, Tanjungjabung Barat (Tanjabbar). Kebun ini memiliki luas sekitar 400 hektar. Dari kebun sawit ini, rata-rata Pramuka Jambi mendapat pemasukan sedikitnya Rp 300 juta setiap bulan. Kabarnya, kas Pramuka Jambi saat ini bukannya mengalami penambahan, tapi justru berkurang. Pada saat serah terima Ketua Pramuka dari Chalik Saleh kepada AM Firdaus, anggaran Pramuka Jambi memiliki saldo Rp 7,4 miliar.
Jumlah ini belum termasuk pemasukan yang diperoleh dari kebun sawit tersebut setiap bulannya saat AM Firdaus menjabat sebagai Ketua Pramuka Jambi. Namun ternyata saat ini kasnya bukan bertambah, tapi justru berkurang. Pengurangan ini informasinya diakibatkan oleh pengeluaran Pramuka yang tidak ada standarisasinya. Kepala Inspektorat Provinsi Jambi, Erwan Malik sendiri membenarkan bila saat ini pihaknya tengah mengecek dana Pramuka tersebut. Menurutnya, pemeriksaan tersebut masih terus berjalan. “Sekarang masih melihat berapa uang masuk dan berapa uang keluar. Kami sekarang lagi meneliti pengeluarannya,” ujarnya.
Erwan Malik mengakui bila pemasukan yang diperoleh pramuka dari kebun sawit ini rata-rata tiap bulannya adalah Rp 300 juta. “Untuk diketahui lahan sawit ini bentuknya hibah ke Pramuka. Kami sudah minta laporan PT IIS, rata-rata hasilnya ke kas Pramuka 300 juta per bulan. Untuk diketahui, itu yang paling rendah,” ujarnya. Dalam kasus berbeda, Erwan Malik menyatakan hari kemarin merupakan batas waktu bagi kontraktor yang menjadi rekanan Pemerintah Provinsi Jambi untuk menyelesaikan tunggakan berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).(rin)
sumber: http://www.metrojambi.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar