Sabtu, 18 Juni 2011

Walikota: Guru Jangan Merokok di Sekolah

Sabtu, 18 /06/ 2011 12:58

dr.Bambang Priyanto

dr.Bambang Priyanto

JAMBI - Jika Anda seorang guru, bersiaplah untuk tidak merokok lagi dilingkungan sekolah. Larangan ini sudah disampaikan Walikota Jambi, dr. Bambang Priyanto. Menurut Walikota, jika merokok di sekolah, itu merupakan contoh yang tidak baik yang ditunjukkan seorang pendidik terhadap muridnya.

Bahkan Pemkot Jambi melalui instansi terkait siap mengeluarkan aturan larangan merokok di sekolah.‘’Bagaimana muridnya tidak merokok di sekolah, gurunya yang mengajarkan. Makanya saya minta guru jangan melakukan itu lagi, sebab hal itu justru menjadi contoh buruk bagi siswanya. Hal ini akan kita sikapi sebagai masukan untuk kedisiplinan sekolah,” katanya pada wartawan.

Bila perlu, kata Walikota, Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi akan memberlakukan larangan merokok di sekolah. ‘’Jadi yang disiplin itu tidak hanya siswa, tapi gurunya juga. Kita siap memberlakukan larangan merokok bagi siapapun di sekolah,’’ tegas Walikota.

‘’Sebab saya perhatikan ada di suatu sekolah, guru maupun staf sekolah dengan bebas merokok, ini kan tidak baik. Siswanya tentu akan melakukan hal yang sama meskipun dilarang, lebih adil, maka semua dilarang merokok,” katanya lagi. Sementara itu, Diknas Kota Jambi menyambut baik hal itu.

‘’Memang seharusnya begitu, bagaimana siswa tidak ikut merokok di sekolah jika guru melakukannya. Kita menyambut baik jika pemerintah Kota Jambi mengeluarkan aturan larangan merokok di lingkungan sekolah tanpa terkecuali,” tambah Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi, Jumizar.(yus)

Rabu, 15 Juni 2011

Masukkan Seni Kompangan Dalam Muatan Lokal

Selasa, 14 /06/ 2011 11:30

Beberapa siswi MTs Laboratorium, sedang latihan kompangan.(F:Kholis)

Beberapa siswi MTs Laboratorium, sedang latihan kompangan.(F:Kholis)

JAMBI – Madrasah Tsanawiyah (MTs) Laboratorium, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Sultan Thaha Syaifuddin (IAIN STS) Jambi, berupaya memelihara kesenian tradisional Kompangan. Salah satu caranya adalah memasukkan seni tersebut pada salah satu mata pelajaran, yakni muatan lokal.

Kepala MTs Laboratorium, Drs H Hasanuddin MHI mengatakan, seni kompangan merupakan seni tradisional yang harus tetap dipertahankan, meskipun zaman sudah modern.“Kesenian kompangan ini kan salah satu aset budaya kita yang harus dipertahankan dan terus dilestarikan. Jangan sampai nantinya seni tradisonal ini hilang,” kata Hasanuddin, kepada Posmetro Jambi, kemarin. Sebagai bentuk kepedulian, pihaknya memasukkan seni kompangan tersebut dalam muatan lokal, dengan tujuan supaya siswa bisa mengenal dan mengembangkan kesenian kompangan.

Dia mengatakan, seminggu sekali, siswa rutin diajarkan kompangan, yang dilatih oleh instruktur profesional dalam kesenian tradisional kompangan tersebut.Saat ini, siswanya sudah sering tampil di depan umum, untuk mengisi acara, baik ditingkat kelurahan, kecamatan maupun kota. Bahkan, group kompangan MTs Laboratorium kota Jambi, sering diundang masyarakat, untuk mengisi acara pengantin masupun sunatan. “Ini menunjukkan, bahwa siswa juga bisa ikut mengembangkan seni kompangan tersebut, jika pihak sekolah mendukung dan memberikan media untuk siswa berlatih,” ujarnya.

Menurutnya, jika seni kompangan ingin tetap eksis, maka sejak dini sudah harus dikenalkan kepada siswa. Karena, jika hanya orang tua saja yang mengembangkan seni kompangan, maka lambat laun, seni kompangan tersebut hilang. Hasanuddin berharap, tidak hanya MTs Laboratorium saja yang mengembangkan seni kompangan, namun sekolah lain juga bisa memasukkan seni kompangan dalam muatan pelajaran pengembangan diri. Sehingga, budaya Jambi tetap terjaga.Lebih lanjut ia katakan, kedepannya, pihaknya akan mengintensifkan lagi latihan, sehingga kompangan MTs Laboratorium semakin di kenal masyarakat luas. (cak)

sumber: metrojambi.com

Ajarkan Pendidikan Agama Pada Siswa

Sabtu, 11 /06/ 2011 10:05

Siswa-siswi SMP Baiturrahim sedang menghafal Al-qur'an di masjid.(kanan) Drs Khaidir Biran, kepala SMP Baiturrahim.(F:Kholistiono)

Siswa-siswi SMP Baiturrahim sedang menghafal Al-qur'an di masjid.(kanan) Drs Khaidir Biran, kepala SMP Baiturrahim.(F:Kholistiono)

JAMBI – Pendidikan keagamaan merupakan bagian yang terpenting untuk diberikan kepada siswa karena menjadi komitmen awal bagi SMP Baiturrahim Kota Jambi.Tujuan daripada pendidikan keagamaan itu untuk menjadikan siswa menjadi generasi yang cerdas dan beriman. Salah satu progam unggulan dalam pendidikan agama di SMP Baiturrahim, yakni, hafalan qur’an, yang bertujuan untuk mendorong siswa mampu membaca Al-Qur’an.

“Meski SMP Baiturrahim ini merupakan lembaga pendidikan umum, namun kami memberikan juga pendidikan agama kepada siswa. Seperti aqidah akhlaq, sejarah Islam, Tajwid dan hafalan qur’an,” terang Drs Khaidir Biran, kepala SMP Baiturrahim, kemarin. Untuk hafalan qur’an, menurutnya setiap semester atau dua semester sekali, diadakan khataman. Dimana, siswa akan membaca surat-surat yang sudah dihafalkan. Dengan adanya pelajaran seperti ini, siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan umum saja. Namun, pendidikan keagamaan juga bisa didapatkan, yang nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan keagamaan, juga bertujuan mendidik siswa supaya memiliki akhlaqul karimah. Sehingga, bisa menjadi landasan dalam bertindak dan menerapkan ilmu pengetahuannya. Dia juga mengatakan, untuk membiasakan siswa menjalankan rukun Islam, pihaknya juga mengharuskan siswa untuk mengikuti sholat dhuhur berjamaah, sebelum pulang sekolah.

Saat ini, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga, siswa yang belajar di SMP Baiturrahim, mampu mendapatkan pendidikan yang bermutu, sesuai harapan orang tua siswa. “Untuk kualitas, tentunya kami setiap saat terus berupaya agar proses pembelajaran yang ada di SMP Baiturrahim ini terus meningkat, baik dari sisi akademik, ekstra kurikuler maupun keagamaan,” sebutnya.

Pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) beberapa waktu lalu, siswa SMP Baiturrahim dinyatakan lulus 100 persen. “Prestasi ini tentunya membanggakan bagi kami. Dengan adanya prestasi ini, kami lebih termotivasi untuk terus meningkatkan kualitas,” tambahnya. (cak)

sumber: metrojambi.com

Selasa, 14 Juni 2011

Zumi Zola Dengarkan Keluhan Guru Nipahpanjang

Selasa, 14 /06/ 2011 09:52

Akan Rehab Rumdin, Beri Insentif Guru Terpencil

Zumi Zola disambut para guru Nipahpanjang.(F:Ist)

Zumi Zola disambut para guru Nipahpanjang.(F:Ist)

PARA guru di Kecamatan Nipahpanjang mengadukan berbagai persoalan kepada Zumi Zola. Mulai dari soal pengangkatan kepala sekolah sampai persoalan insentif bagi guru di desa terpencil dan rehab rumah dinas. Hal tersebut disampaikan dalam forum pertemuan Bupati Tanjungjabung Timur dengan kepala sekolah dan guru Se-Kecamatan Nipahpanjang, Senin (13/6), di SD 10 Kecamatan Nipahpanjang sekitar pukul 15.30 sampai pukul 16.30 WIB.

Damhuri, Guru SMP 16 Desa Sungaitering, kepada Zumi Zola, saat sesi dialog mengungkapkan bahwa mekanisme pengusulan kepala sekolah mestinya dikembalikan ke rekomendasi pengawas sekolah. Pasalnya, pengawaslah yang tahu persis kualitas calon kepala sekolah. Sedangkan selama ini, prakteknya, pengangkatan kepala sekolah ditunjuk dengan metode penilaian yang menurutnya tidak transparan. Menjawab persoalan itu Zumi Zola berjanji akan mempelajari dan mengevaluasi kembali teknis pengangkatan kepala sekolah.

Untuk memotivasi kinerja para guru di Tanjungjabung Timur, Zumi Zola mengungkapkan bahwa pada APBD perubahan tahun ini, Pemkab mengalokasikan lebih dari Rp 8,8 miliar dana tunjangan kinerja daerah (TKD) bagi seluruh PNS daerah itu. Sedangkan untuk guru yang mengajar di sekolah - sekolah terpencil, Pemkab akan mengupayakan pemberian insentif tambahan. Bahkan Zumi Zola berjanji akan merehabilitasi rumah-rumah dinas guru yang sudah rusak. Namun dia mengingatkan, hal tersebut harus dibarengi dengan kualitas guru yang sudah seharusnya semakin baik. "Disiplin harus lebi baik, dedikasi harus lebih baik dan tentunya semangat mengajar juga harus semakin meningkat. Jika tidak tentu akan ada tindakan tegas yang akan kami ambil," ucap Zumi Zola.

Bagi guru berprestasi, Pemkab Tanjabtim juga berjanji membuka peluang untuk meningkatkan kompetensinya melalui jenjang pendidikan hingga S2 bahkan jika memungkinkan hingga ke jenjang S3. Zumi Zola juga mengapresiasi capaian hasil ujian nasional (UN) Tanjabtim baik tingkat SLTP yang berhasil lulus 99,97% dan tingkat SLTA yang berhasil 99,82%. Sepertinya, soal kesejahteraan pegawai memang menjadi perhatian serius Zumi Zola. Bahkan demi meningkatkan kesejahateraan PNS yang ada, tahun ini pemkab Tanjabtim tidak akan menerima CPNS baru. (***)

sumber: metrojambi.com

Mendiknas: Hormat Bendera, Bukan Sembah!

Tribun Jambi - Selasa, 14 Juni 2011 15:03 WIB
bendera.jpg
tribun jambi/net
Ilustrasi
JAKARTA, TRIBUNJAMBI.COM - Menanggapi adanya beberapa sekolah di daerah yang menolak melakukan penghormatan kepada bendera Merah Putih, Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan perlu diberikan pemahaman kepada masyarakat tentang perbedaan makna antara penghormatan dan penyembahan. Hal itu dilakukan agar penolakan terhadap penghormatan bendera Merah Putih tidak perlu terjadi lagi.

"Antara hormat dengan sembah itu berbeda. Sesembahan atau penyembahan ini terkait peribadatan, mempertuhankan. Hormat itu ekspresi kesopanan, bahasa arabnya adalah khurmat," kata Nuh, Senin (13/6) malam, di Jakarta.

Perbedaan definisi itu, sambungnya, membawa konsekuensi logis. Ketika dibawa ke ranah penyembahan yang merupakan urusan ketuhanan, manusia akan meminta dan berdoa kepada yang ia sembah. Sementara, penghormatan akan membawa kepada pemuliaan, yang merupakan bagian dari etika atau tata krama.

"Kalau menarik penghormatan pada penyembahan saya setuju, itu syirik. Sementara hormat ke bendera, kan, kita tidak meminta apa-apa," ujar Nuh.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) menambahkan, masalah penghormatan kepada bendera sangat berkaitan dengan konsensus pendiri negara. Laiknya Pancasila, UUD '45, dan Bhinneka Tunggal Ika, sang Merah Putih telah menjadi perjanjian bersama sebagai identitas sebuah bangsa.

"Ada orang yang baru datang, tak mau (patuhi) janji itu. Ya, tidak bisa. Karena ini harus dipatuhi," tuturnya.

Meski demiian, Nuh mengungkapkan, ancaman penutupan bagi sekolah yang menolak melakukan penghormatan bendera bukan merupakan suatu keputusan yang solutif. Menurut dia, untuk mencapai kesepahaman itu, dialog adalah cara paling tepat.

"Mereka saudara kita sendiri. Berikan penjelasan duduk perkaranya biar enak, karena mereka belum tahu. Tidak perlu usir-usir," tuturnya.

Sebagai informasi, dua sekolah di Karanganyar, Jawa Tengah, dan satu sekolah di Solo menolak melakukan penghormatan kepada bendera dan upacara bendera. Sekolah-sekolah tersebut menyatakan, penghormatan terhadap benda mati, seperti bendera, adalah perbuatan syirik atau menyekutukan Tuhan dan penghormatan terhadap bendera negara adalah hak individu, bukan kewajiban.

Terkait itu, pemerintah kabupaten mengancam akan mencabut izin operasional sekolah bersangkutan jika sampai akhir Juni sekolah-sekolah tersebut tidak melakukan upacara bendera.(*)

Editor : giri
Sumber : Kompas.com

Senin, 13 Juni 2011

Pendidikan Pancasila Harus Interaktif

09 Juni 2011 | Laporan oleh aline

Serpong --- Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, pada jenjang perguruan tinggi, pendidikan Pancasila wajib untuk diberikan pada para mahasiswa. Dalam pelaksanaannya, pendidikan Pancasila ini tidaklah harus menjadi sebuah mata pelajaran tersendiri, melainkan diberikan keleluasaan bagi perguruan tinggi untuk memilih cara dalam menyampaikan pendidikan tersebut.

"Kami sudah menegaskan bahwa pendidikan Pancasila harus diberikan. Mau jadi pendidikan sendiri silakan. Mau jadi bagian dari pendidikan kewarganegaraan silakan, atau mau dimasukkan dalam pengembangan diri peserta didik silakan " kata Fasli, di hadapan para civitas akademis Universitas Multimedia Nusantara serta para kepala sekolah yang menghadiri acara seminar internasional dengan tema" Utilization of Information and Communication Technology ( ICT ) in The Process of Teaching and Learning ", pada 8 Juni di Serpong, Tanggerang..

Sebenarnya revitalisasi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi ini sudah dilaksanakan kurang lebih dua tahun yang lalu. Fasli yang ketika itu masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, sudah mencoba mendiskusikan mengenai pendidikan Pancasila ini.

Dari pertemuan-pertemuan tersebut terlihat bahwa pelaksanaan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi memiliki berbagai macam pandangan. " Kira-kira ada empat pertemuan kala itu, dan saya hadir tiga di antaranya. Memang kala itu cara pandang perguruan tinggi masing-masing berbeda. Ada UGM (Universitas Gajah Mada ) yang menjadikan Pancasila sebagai payungnya dan di dalamnya di padukan dengan civic education, ada UPI ( Universitas Pendidikan Indonesia ) yang menjadikan PKN sebagai payungnya, tetapi memberikan pendidikan Pancasila sebagai bagian tersebar di dalamnya, dan bahkan UI ( Universitas Indonesia ) menyerahkan 18 SKS untuk pengembangan kepribadiannya yang di dalamnya komponen-komponen sebagai tindak lanjut butir-butir Pancasila sudah dipastikan ketersediaannya," kata Fasli.

Walaupun memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya, Fasli mengajak para civitas akademika untuk menyosialisasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila, dan sebagai tindak lanjut pelaksanaan pendidikan tersebut. Fasli mengatakan langkah selanjutnya adalah melakukan monitoring pelaksanaanya, karena secara garis besar di jenjang pendidikan tinggi, pendidikan Pancasila sudah memiliki polanya.

Di jenjang pendidikan dasar dan menengah, pendidikan Pancasila sedang dievaluasi pelaksanaannya. Kenmdiknas tengah melihat kembali standar kurikulum, standar kompetensi lulusan dan standar isi yang cocok dengan nilai-nilai Pancasila. " Bila kita belum menemukan apa yang kita harapkan, maka akan terus kita tambahkan, mudah-mudahan hal ini akan dapat diwujudkan dalam proses pembelajaran.".

Karena itu Fasli, mengingatkan bahwa pendidikan Pancasila ini harus segara di segarkan kembali. "Pendidikan Pancasila tidak lagi harus dogmatis seperti P4 dahulu, tapi haruslah interaktif, harus ada pembiasaan, harus dapat membangun budaya sekolah dan yang terpenting harus ada ketauladanan dari pemimpin, baik kepala sekolah, guru dan tokoh masyarakat ," kata Fasli. (yogi)


sumber: kemdiknas.go.id

Senin, 06 Juni 2011

HBA RAIH PENGHARGAAN ANUGERAH GEMILANG PRESIDEN


Melaka, Malaysia- Karena dinilai berjasa serta memiliki komitmen dan kepedulian dalam menumbuh kembangkan aktivitas kepramukaan, khususnya di Provinsi Jambi membuat Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) mendapatkan Penghargaan Anugerah Gemilang Presiden dari Persekutuan Pengakap Malaysia, Negeri Melaka. (Organisasi Kepanduan Melaka).

Anugerah tersebut diserahkan secara langsung oleh Datuk Seri Haji Mohd. Ali Bin Mohd. Rustam, Ketua Menteri Melaka , Malaysia , pada Selasa pagi (31/5) lalu yang bertempat di Kemp Pengakap Puan Than Chai Yan, Bukit Katil, Melaka. Penyerahan Anugerah di bidang kepanduan ini dilakukan dalam sebuah prosesi Pembukaan Jambore Pengakap Melaka Bandaraya Warisan Dunia Ke- 8. "Anugerah ini diberikan atas komitmen, kepedulian dan jasa-jasa penerima anugerah di bidang kepramukaan," kata Datuk Seri Haji Mohd. Ali Bin Mohd. Rustam, Ketua Menteri Melaka yang juga merupakan Presiden Persekutuan Pengakap Malaysia , Negeri Melaka.

Gubernur Jambi HBA yang mendapatkan Penghargaan Anugerah Gemilang Presiden dari negeri jiran tersebut adalah selaku Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Kamabida) Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jambi . Oleh Pengakap Malaysia, penghargaan Anugerah Gemilang Presiden tersebut diberikan kepada beberapa orang tokoh dari tiga negara, masing-masing Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam yang dinilai berjasa di bidang Organisasi Kepanduan. Dari Indonesia sendiri, terdapat beberapa nama yang mendapatkan Anugerah Gemilang Presiden tersebut. Selain Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA), nama-nama lain dari Indonesia yang mendapat penghargaan Anugerah Gemilang Presiden tersebut diantaranya Sjachroedin, Z.P (Gubernur Lampung), H. Irwan Prayitno (Gubernur Sumatera Barat), H. Rahudman Harahap (Walikota Medan), H. Ishak Mekki (Bupati Ogan Komering Ilir), H. Ali Mukhni (Bupati Padang Pariaman), H. Khairul Anwar (Walikota Dumai), Sekretaris Daerah (Sekda) Kampar H. Zulher, Ka Kwarda Nusa Tenggara Timur, serta beberapa nama lainnya. Tahun ini, disamping memberikan penghargaan Anugerah Gemilang Presiden, Persekutuan Pengakap Melaka juga memberikan penghargaan Anugerah Presiden untuk tokoh-tokoh yang aktif di bidang kepramukaan di tiga negara. Dari Indonesia sendiri yang mendapatkan penghargaan Anugerah Presiden diantaranya adalah Kwarcab Dumai, Kwarcab Padang Pariaman dan Kwarda Sumatera Selatan.

Gubernur Jambi Drs. H. Hasan Basri Agus, MM (HBA) yang ketika itu sedang bersama dengan Gubernur Lampung usai mengikuti prosesi Pembukaan Jambori dan mendapatkan penghargaan Anugerah Gemilang Presiden menyatakan bahwa dirinya berterima kasih telah diberikan penghargaan oleh Pengakap Malaysia. “Pertama-tama Kita berdua terima kasih, Kami berdua Alhamduliillah hari ini oleh Ketua Menteri Melaka dengan para Pengakap nya diberi penghargaan. Dan Saya melihat dari sisi perkembangan Asean, pertama dimana Bapak Presiden RI SBY sekarang ditunjuk sebagai Ketua Asean dan memimpin Asean beberapa tahun ini. Oleh sebab itu Kita mengharapkan jalinan hubungan silahturrahim antara Negara Asean terutama pasukan-pasukan belia dengan pengakap dan Pramuka nya di Indonesia , Kita harapkan ke depan akan semakin kompak dan semakin akrab itu, “ jelas Gubernur Jambi HBA.

HBA juga menambahkan bahwa disisi lainnya manfaat diselenggarakannya Jambori ini diantaranya adalah para peserta yang khususnya adalah para anak-anak Pramuka bisa saling tukar menukar informasi serta pengalaman. “Dari segi pembinaan anak-anak belia kita Pramuka dan Pengakap, itu yang penting. Saya Salut dengan Melaka, walau pun kelasnya Negara Bagian tapi juga bisa melaksanakan kegiatan yang berstandar Asean, bahkan boleh dikatakan Internasional,” ungkap HBA.

Adapun tema pada Jambore Pengakap Melaka Bandaranya Warisan Dunia Ke-8 di Melaka Malaysia ini adalah “Pengakap Didahulukan, Aktiviti Diutamakan”. Jambore yang dilaksanakan dari tanggal 30 Mei s/d 2 Juni 2011 ini diikuti sebanyak kurang lebih seribu (1000) orang peserta dari berbagai negara termasuk Indonesia. Jambore dwitahunan ini diadakan dengan tujuan untuk mempererat tali silaturrahim, menambah ilmu pengetahuan, meningkatkan disiplin dan memupuk semangat perpaduan dalam suasasa harmonis. (Dedy/Foto : Somad)

Sumber : Biro Humas dan Protokol (05/06) - jambiprov.go.id -


Komite Sekolah Tolak Seragam dari Siswa

Senin, 06 /06/ 2011 16:12

Hearing Komisi D dengan Komite sekolah.(F:Yusri)

Hearing Komisi D dengan Komite sekolah.(F:Yusri)

JAMBI - Setelah mendapat penolakan dari pihak sekolah soal seragam di kembalikan ke siswa pada saat Penerimaan Siswa Baru (PSB), komite sekolah juga melakukan hal yang sama. Alasannya, jika diusahakan siswa, khawatir seragam akan banyak kerancuan.
Komisi D DPRD Kota Jambi mengaku tidak dapat berbuat banyak, mengingat masalah tersebut adalah kesepakatan antara pihak sekolah dengan komitenya. Pada pertemuan di ruang panggar DPRD Kota Jambi hari ini (06/06) beberapa sekolah secara tegas keberatan jika seragam sekolah dikembalikan ke siswa saat PSB.”Kita khawatir banyak persoalan yang akan timbul, antara lain, bakal tidak ada keseragaman, harga pasaran juga akan pluktiatif. Ini justru akan mempengaruhi makin tingginya biaya, bukannya malah menekan biaya,” kata Muhammad Yamin, dari SMPN 10 Kota Jambi. Hal yang sama diungkapkan perwakilan dari beberapa komite sekolah antara lain dari SMU 6 Kota Jambi, SMU 2 Kota Jambi dan SMP 5.

Sementara dari Komisi D DPRD Kota Jambi, mengungkapkan masalah seragam sekolah adalah keputusan sekolah dan komite. ”Dewan hanya selaku mediator, sedang keputusan masalah tersebut adalah hasil kesepakatan antara sekolah dan komite. Apapun yang menjadi keputusan bersama, dewan menghormatinya sebagai kebijakan bersama yang diambil,” kata Wakil Ketua Komisi D, Rasdi.

Namun kata Rasdi, seragam yang dikelola pihak sekolah jangan sampai bermasalah. ”Kita mengingatkan, masalah seragam ini jangan bermasalah seperti sebelumnya. Sekolah harus konsisten, kapan seragam diserahkan ke siswa dan ada pengecualian bagi mereka yang tidak mampu, intinya masalah seragam yang diadakan sekolah jangan berpolemik,” tegasnya. (yus)

sumber: metrojambi.com